Saturday, October 31, 2009

Mengapa foss sangat lambat perkembangannya di Indonesia

Meskipun FOSS (Free and open source software) yang merupakan solusi terbaik pengganti sistem operasi proprietary sedang gencar-gencarnya dikembangkan dan diadopsi di sebagian besar negara, tetapi nampaknya di negara kita, Indonesia, FOSS hanya sedikit sekali berpengaruh. Sedikit sekali orang yang menggunakan produk FOSS seperti GNU/Linux. Bahkan di kalangan praktisi akademis, yang akrab dengan informasi, masih banyak yang belum mengetahui apa itu FOSS, sungguh sangat disayangkan. Mungkin perlu beberapa tahun lagi untuk Indonesia agar sungguh-sungguh memanfaatkan FOSS dan kemudahannya.

Banyak hal yang menyebabkan terjadinya perlambatan adaptasi sistem FOSS di Indonesia, mulai dari sisi pemerintahan, pengusaha, sampai masyarakat. Beberapa hal yang menyebabkan perlambatan tersebut adalah:

1. Kurang Seriusnya dukungan pemerintah akan FOSS
Mengapa hal saya tempatkan sebagai hal no.1?, karena menurut saya, adaptasi sebuah negara terhadap suatu sistem sangat tergantung oleh keseriusan pemerintahannya dalam menganut sistem tersebut.Meskipun pemerintahan Indonesia antusias mendukung FOSS melalui pengembangan IGOS (Indonesia Go Open Source), namun nyatanya pemerintah masih melirik kepada sistem proprietary, terbukti dengan dilakukannya penandatangan MoU (Memorandum of Understanding) pada tahun 2006 antara pemerintah Indonesia dan Microsoft dalam hal pengadaan software untuk pemerintahan.

2. Kurangnya (mungkin tidak ada) regulasi akan penggunaan dan pengembangan software di Indonesia
Di negara kita ini, sepertinya penggunaan dan pengembangan software seperti sama sekali tidak dikontrol, sehingga cenderung pengguna dan pengembang software berbuat sekehendak hatinya.

3. Kurang seriusnya pemerintah dalam memberantas pembajakan software (software piracy)
Meskipun pemerintah mulai menjalankan program pemberantasan software bajakan pada tahun 2006, namun sampai saat ini software bajakan masih bertebaran di mall-mall, toko-toko, bahkan di kaki lima. Kelihatan bahwa pemerintah hanya melakukannya dengan setengah hati.

4. Standarisasi penggunaan software pada perusahan yang mengarah ke software proprietary
Penggunaan software di negara kita ini mengarah ke penggunaan software proprietary. Untuk masuk ke sebuah perusahaan, minimal pelamar harus menguasai salah satu produk proprietary dari Microsoft yakni Microsoft Office. Patut disayangkan, karena ada software pengganti yang sama kualitasnya dan free yakni OpenOffice.org.

5. sistem pendidikan di Indonesia yang lebih menekankan ke arah penggunaan sistem proprietary
pendidikan di Indonesia sangat dipengaruhi oleh sistem proprietary. Buku-buku pendidikan yang disediakan mengharuskan pelajar menggunakan software proprietary dalam proses pembelajarannya. Pelajar diajari bagaimana menggunakan Microsoft Office, produk yang sangat mahal bagi kebanyakan pelajar Indonesia. Mengapa tidak menggunakan software yang terjangkau dan murah seperti OpenOffice.org?, hal ini menjadi tanda tanya besar bagi sistem pendidikan Indonesia. Lihat saja contohnya pada http://bse.depdiknas.go.id/ yang menyediakan buku sekolah elektronik, pada beberapa bukunya terlihat penekanan penggunaan sistem proprietary Microsoft Windows lebih besar daripada sistem FOSS.

6. Perusahaan-perusahaan yang selama ini menggunakan sistem proprietary enggan migrasi ke sistem FOSS karena kurangnya informasi mengenai keuntungan menggunakan FOSS
Banyak perusahaan-perusahaan memilih bertahan dengan sistem proprietary karena menggangap proses migrasi ke sistem FOSS lebih banyak memakan biaya daripada bertahan dengan sistem yang sudah ada. Memang kalau dipikirkan, dalam jangka waktu pendek, FOSS akan memakan biaya yang lebih banyak. Kebanyakan biaya ini merupakan biaya untuk pemasangan sistem, adopsi sistem pada perusahaan dan pekerjanya. Namun dalam jangka panjang penggunaan FOSS akan sangat mengurangi pengeluaran perusahaan. Biaya yang biasanya dikeluarkan untuk pembelian lisensi sistem proprietary akan hilang, serta biaya yang digunakan untuk administrasi dan pemeliharaan sistem yang biasanya digunakan untuk perbaikan sistem proprietary (Microsoft Windows khususnya) yang sering sekali bermasalah akan berkurang drastis.

7. kurangnya pengiklanan FOSS kepada masyarakat
Masyarakat Indonesia saat ini hanya dijejali dengan iklan-iklan akan software proprietary. Sangat sedikit sekali iklan yang menawarkan produk FOSS.

8. Para pengembang software di Indonesia cenderung menggunakan sistem proprietary dalam mengembangkan software
Pengembang software di Indonesia lebih mengutamakan penggunaan software proprietary dalam mengembangkan software. Hal ini disebabkan oleh permintaan pasar, seperti perusahaan dan badan pemerintahaan, agar sistem yang dikembangkan berbasis sistem proprietary dan juga karena pengembang lebih mengenal sistem proprietary pada saat mereka belajar

9. Mitos buruk yang masih berkembang di masyarakat seputar FOSS
Banyak mitos buruk yang berkembang seputar FOSS khususnya mengenai sistem operasi GNU/Linux seperti: Linux tidak mendukung banyak hardaware, banyak aplikasi yang tidak ada pada FOSS, GNU/Linux susah untuk digunakan. Mitos ini benar untuk zaman saat FOSS baru muncul ke permukaan, tetapi untuk saat ini mitos tersebut salah besar.

11. Kurangnya pengembangan game di sistem FOSS
Sebagian besar pengguna sistem operasi di Indonesia merupakan gamer. Pada sistem FOSS, game masih sangat sedikit sehingga ini menjadi penghalang adaptasi FOSS untuk kalangan gamer Indonesia.

12. Masyarakat tidak mengenal sistem operasi lain selain Windows
Hal ini disebabkan oleh lingkungan masyarakat yang masih menggunakan sistem operasi monokultur seperti Microsoft Windows. Masyarakat tidak pernah mendapat pilihan sistem operasi lain selain dari Microsoft. Hal ini juga diakibatkan oleh kurangnya pengiklanan FOSS.

14. Ketidaksadaraan masyarakat dan pemerintah bahwa tulang punggung sistem informasi saat ini merupakan sistem FOSS
Karena penggunaan FOSS secara implisit (seperti penggunaan pada server, sistem grid, data center), masyarakat dan pemerintah tidak sadar bahwa sistem FOSS merupakan sistem yang sangat penting dan sangat reliable. Mereka menggangap bahwa sistem proprietary lebih baik dari FOSS karena penggunaan sistem proprietary yang explisit (seperti pada komputer desktop dan laptop).

15. mahasiswa yang cenderung berpikir praktis cenderung menggunakan software yang praktis
Harus diakui bahwa banyak mahasiswa Indonesia masih bergantung pada pola hidup praktis. Belajar praktis, mengerjakan tugas praktis (menyontek), kerja yang praktis. Pola hidup ini terbawa-bawa, sehingga mahasiswa cenderung mengarah pada penggunaan software praktis yang ditawarkan oleh sistem proprietary dalam proses pembelajarannya mengenai TI (Teknologi Informasi). Mahasiswa sering berpikir untuk menggunakan kemudahan yang diberikan oleh sistem proprietary tanpa memikirkan lisensi, harga, dan akibat yang harus dibayar untuk menggunakan sistem proprietary.

16. SDM TI (Teknologi Informasi) indonesia sangat terbatas, apalagi yang mengerti FOSS
Mengatasi SDM TI yang terbatas, solusinya adalah pendidikan yang menekankan pentingnya TI dan FOSS.

Oleh karena itu, untuk mengatasi perlambatan ini, pemerintah harus dengan tegas mengadopsi sistem FOSS, membangun regulasi dan badan hukum yang real yang mengatur penggunaan dan pemanfaatan FOSS. Sedangkan perusahaan dan masyarakat harus siap untuk beralih ke sistem FOSS tentunya dengan dukungan dan bimbingan dari pemerintah yang mengarahkan dan memberikan informasi tentang pentingnya FOSS bagi perkembangan negara Indonesia.



Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009.

Monday, October 19, 2009

Karena mencoba memperbaiki dbus dan Hal di Linux

Terpaksa tadi malam tidak menggunakan Desktop Environment, baik itu KDE, Xfce, fluxbox, dan lainnya. Hal ini dikarenakan ke"jagoan" saya dalam mengutak-atik Slackware 13.0. Jadi terpaksa menggunakan komputer dengan mode console... Hiks.....:,(

Yah, mau bagaimana dibuat. Rencananya sih, mau memperbaiki Slackware 13.0 yang sudah di upgrade dengan KDE 3.5.10 sebelumnya agar dapat langsung me-mount UFD tanpa perlu manual mengetikkan mount blah blah blah....Hasilnya...., kacau.., bukannya bisa, malah makin parah, jadi gak bisa sama sekali masuk ke mode grafis (DE).

Ini terjadi karena saya mengganti paket dbus, dbus-glib, dbus-python, dan Hal di slackware 13.0 dengan paket yang sama dari Slackware 12.2. Jadi rusak total....:(. Mau reinstall paketnya dengan paket yang sama dari slackware 13.0, DVDnya masih dipinjam. Mau download dari internet, gak ada jaringan internet yang masuk ke kost. Mau download dari warnet, kebetulan lagi hujan plus kantong udah agak kempis (pelitnya gua...hehehe :D). Terpaksa hari ini downloadnya dari kampus. Untung masih ada laboratorium yang menyediakan fasilitas internet gratis...(Hore...:D).

Pelajaran sangat berharga bagi saya, sangkin berharganya, maka saya buat point-pointnya agar teman-teman dapat belajar dari pengalaman saya ini (Wise mode :D) :
1. Jangan lupa meminta DVD yang dipinjam teman (Zonic !!!!... Mana DVD gua....LOL).
2. Jangan sok jago kali lah :D....
3. Backup, backup, backup...
4. Sering-seringlah menggunakan modus console...
5. Perdalami linux.

Akhir kata, semoga teman-teman tidak mengalami seperti saya. Kalaupun terjadi.... Derita loe lah itu, hahahaha :P.

Salam Slacker.

Saturday, October 17, 2009

Upgrade KDE 4.2.4 menjadi KDE 3.5.10 di Slackware 13.0

Desktop environment KDE 4.2.4 di slackware 13.0 sangat tidak memenuhi keinginan saya akan sistem linux yang stabil. Desktop environment ini sering sekali crash, susah untuk dikustomisasi,banyak menggunakan resource, dan diperparah dengan tidak bisa diinstallnya driver openchrome untuk chipset grafik Via P4M90 saya. Yang membuat lebih tidak menyenangkan lagi, pada KDE 4.2.4, KSnapshot tidak bekerja seperti di Kde 3.5. Jika anda menekan tombol PrintScreen pada keyboard, KSnapshot tidak akan muncul, tampilan juga tidak akan di-capture...

Dengan bulat hati saya mengambil keputusan untuk mengganti KDE 4.2.4 dengan KDE 3.5.10. Kebetulan Bapak slackware, Patrick J. Volkerding, telah menyediakan paket KDE 3.5.10, meskipun paket ini tidak didukung pada slackware 13.0 :(. Paket KDE 3.5.10 ini dapat anda download dari http://ftp.linux.cz/pub/linux/slackware/unsupported/kde-3.5.10-for-slack13.0/ dan dari ftp://ftp.slackware.com/pub/slackware/unsupported/kde-3.5.10-for-slack13.0/.

Karena saya tidak tertarik lagi dengan KDE 4.2.4 maka paket yang berbau Kde 4 saya buang semuanya, lalu saya gantikan dengan paket KDE 3.5.10. Saya belum pernah mencoba paket KDE 3.5.10 tanpa membuang paket KDE 4.2.4, mungkin paket ini bisa koeksistensi dengan KDE 4.2.4, karena paket KDE 3.5.10 ini diinstall ke direktori /opt. Bagi anda yang mau mencoba, silahkan.., tapi saya tidak bertanggung jawab kalau sistemn anda kacau, hehehe.. ;).

Jika anda mengikuti jejak saya dengan membuang paket 4.2.2 dan menginstall paket KDE 3.5.10, maka pada waktu pertama kali booting ke sistem, yang sebelumnya memiliki tampilan login manager kdm, anda akan disuguhkan tampilan login manager xdm. Mengapa?, karena login manager default anda, yakni kdm, tidak dijumpai lagi saat boot, sebab ia ikut dibuang bersama paket KDE 4.2.4. Untuk mengembalikan lagi login manager kdm anda, masuk dengan user root kemudian edit file /etc/rc.d/rc.4. Ubah baris:

if [ -x /usr/bin/kdm ]; then
exec /usr/bin/kdm -nodaemon


menjadi


if [ -x /opt/kde3/bin/kdm ]; then
exec /opt/kde3/bin/kdm -nodaemon


Setelah itu restart komputer anda, maka anda akan melihat login manager kdm anda yang baru :).

Sayangnya, HAL menjadi tidak aktif pada KDE 3.5.10 di sistem saya, jadi harus manual lagi me-mount UFD dan CD-ROM... hiksss....:(.
Terpaksa harus googling lagi untuk mencari solusinya.....:(.

Mungkin untuk beberapa waktu saya akan tetap setia dengan KDE 3.5.10. Nanti kalau Kde 4 sudah benar-benar matang, saya akan mempertimbangkan untuk menginstallnya.

Ini hasil instalasi KDE 3.5.10 pada sistem Slackware 13.0 saya:



















Thursday, October 15, 2009

Gunakan webmin untuk administrasi sistem linux anda

Webmin merupakan interface berbasis web untuk administrasi sistem Unix.
Dengan menggunakan web browser modern, anda bisa meng-setup akun user, Apache, DNS, file sharing, dan banyak lagi. Webmin menghilangkan keperluan untuk mengedit file-file konfigurasi Unix secara manual seperti file /etc/passwd dan memampukan anda untuk mengatur sebuah sistem dari console atau secara remote.

Webmin terdiri atas sebuah web server sederhana dan beberapa buah program CGI yang secara langsung memutakhirkan file-file sistem seperti /etc/inetd.conf dan /etc/passwd.
Web server dan semua program CGI nya ditulis dengan bahasa pemrograman Perl versi 5, dan hanya menggunakan module standar perl.

Beberapa module memerlukan konfigurasi manual dari webmin. Login sebagai root dengan password root.

Agar Webmin mulai dijalankan saat boot pada sistem Slackware 13.0, dibutuhkan penambahan beberapa baris perintah berikut ke script /etc/rc.d/rc.local
script dan mengubah permisi file rc.webmin menjadi executable:

if [ -x /etc/rc.d/rc.webmin ]; then
/etc/rc.d/rc.webmin start
fi


Setelah service Webmin dijalankan, arahkan web browser anda ke
http://localhost:10000 dan login sebagai root untuk menggunakan Webmin.

download webmin di http://www.webmin.com/download.html.
Sedangkan untuk paket slackware 13.0 bisa didownload di sini.

Wednesday, October 14, 2009

Solfege, Software edukasi musik gratis

software ini sangat cocok untuk anda yang ingin belajar musik dan ingin memulai bermain musik. Sekilas anda akan tidak yakin dengan kemampuannya, karena GUInya sangat sederhana, Namun setelah anda mencoba mungkin anda tercengang akan fitur-fitur pembelajaran yang dimilikinya:
* Mengenali interval melodik dan harmonik
* Membandingkan ukuran interval
* Menyanyikan interval yang diperintahkan komputer
* Mengenali Kord-kord
* Menyanyikan kord-kord
* Skala
* Diktasi
* Mengingat pola-pola ritme


kemampuan musik anda akan dilatih dengan software ini terutama melalui pendengaran.

Kekurangan software ini yakni tidak ada pengertian mengenai nada, tangga nada, tanda kromatis, dan hal-hal yang berhubungan dengan pengenalan akan tanda musik, sehingga pengguna harus mencari dan mempelajari sendiri hal ini :(. Dan yang paling sangat disayangkan fitur-fitur yang ada tidak dilengkapi dengan dukungan mikropon.

Anda dapat mendownload software ini, gratis dari http://www.solfege.org

Selamat belajar...:)

Thursday, October 1, 2009

Mengamankan data pada Sistem Operasi Linux menggunakan EncFS

Setiap orang yang memiliki laptop, netbook ataupun komputer desktop pasti mempunyai data atau informasi penting pada sistemnya yang tidak ingin orang lain sampai mengetahuinya, seperti foto-foto, nomor kartu kredit, akun email, akun facebook, akun belanja online, bahkan mungkin juga data-data perusahaan. Bayangkan jika suatu ketika sistem anda ( misalnya ;) )tersebut dibobol oleh hacker/pakar telematika (Iih..keren, sistem gue di hack :D..), atau paling naasnya dicuri orang (kasihan deh lue...hehehe), kebetulan disitu ada tersimpan foto-foto konsumsi pribadi(seperti kasus "foto" yang baru beberapa waktu lalu terjadi di indonesia),Gawatkan...(padahal fotonya cuma foto sama kucing kesayangan LOL...:D).Bisa rusak citra dan kredibilitas yang selama ini kita bangun (macam betul aja :D).

Untuk mengantisipasi hal tersebut kita perlu mengenkripsi sistem, supaya saudara hacker/pakar telematika atau pencuri yang membongkar sistem kita tidak (susah) mendapatkan data pribadi (foto tadi..) tersebut.

Apa itu enkripsi?
Bagi yang tidak mengenal apa itu enkripsi, mudahnya, enkripsi adalah teknik menyembunyikan informasi dengan mengacaknya menggunakan algoritma pemrograman (simpelkan...:D). untuk lengkapnya baca di wikipedia :D.
Trus, bagaimana mengembalikan informasi yang telah disembunyikan tersebut?
Ini namanya dekripsi, dimana dekripsi berkerja berlawanan dengan enkripsi...baca di wikipedia lebih lengkapnya..:D

Enkripsi di Linux
Banyak cara mengenkripsi di linux, tapi pada artikel ini akan dibahas tentang salah satu cara, yakni menggunakan EncFS. Saya tidak membahas cara yang lain, karena kebetulan saya tidak ada waktu untuk mencoba yang lainnya...(malas gue :P).

EncFS
EncFS adalah sebuah program yang memberikan sistem file terenkripsi untuk linux dengan menggunakan modul kernel FUSE .
FUSE menyediakan modul kernel yang dapat diload yang mengekspor antarmuka sistem file ke user-mode. EncFS berjalan keseluruhan pada user-mode dan bekerja sebagai sebuah sistem file terenkripsi yang transparan. Bingung??? hehehe, maksudnya, EncFS ini memberikan kesan seolah-olah pengguna (kita) menggunakan sistem file biasa.

Dengan EncFS kita dapat membuat folder yang dienkripsi. Setiap file yang diletakkan kedalam folder tersebut akan dienkripsi. Dibutuhkan password yang benar untuk membuka folder yang dienkripsi tersebut. Sehingga jika seseorang mendapatkan folder tersebut, isi folder tersebut tidak akan dapat dilihat, kecuali jika orang itu memiliki passwordnya.

Instalasi EncFS
Menginstalasi EncFS sangatlah mudah. Terlebih dahulu yang harus dicek adalah apakah kernel dari distro anda mendukung FUSE, biasanya kebanyakan distro linux saat ini sudah mendukung FUSE, jika tidak, anda bisa mendownloadnya dari website FUSE. Setelah itu download EncFS dari websitenya. Pada distro Slackware 13 (ini distro yang gue pakai bro :P) hanya dibutuhkan paket rlog.
Jadi yang anda butuhkan untuk instalasi encfs jika menggunakan distro Slackware 13:
- EncFS (paket encfs untuk slackware 13)
- rlog ( paket rlog untuk slackware 13)

Menggunakan EncFS
EncFS membutuhkan dua buah folder, satu untuk folder data yang dienkripsi dan satu folder lagi untuk data yang terlihat.
Sintaknya sangat sederhana:
encfs
Sebagai contoh, jika saya ingin menyimpan (mengenkripsi) data ke dalam "/home/user/enkripsi" , dan membuat data tidak terenkripsi tampak di "home/user/dekripsi", maka hal ini dapat dilakukan dengan mengetik:

$encfs /home/user/enkripsi /home/user/dekripsi

Jika folder belum ada sebelumnya, encfs akan menanyakan anda untuk membuat folder tersebut. jawab 'y'. Kemudian ia akan menanyakan pilihan mode, saya lebih memilih menekan enter untuk menggunakan mode standardnya (males, milih-milih yang lain....:D).Terakhir, anda akan ditanyakan password yang diperlukan untuk mengenkripsi sistem file.

Jika semua berjalan lancar setelah anda mengetik password, anda kemudian dapat menggunakan folder /home/user/dekripsi tersebut untuk menyimpan
data pribadi anda ke dalamnya :).

Contoh penggunaan encfs pada sistem saya:

user@darkstar:/tmp$ encfs /home/user/enkripsi /home/user/dekripsi
The directory "/home/user/enkripsi/" does not exist. Should it be created? (y,n) y
The directory "/home/user/dekripsi" does not exist. Should it be created? (y,n) y
Creating new encrypted volume.
Please choose from one of the following options:
enter "x" for expert configuration mode,
enter "p" for pre-configured paranoia mode,
anything else, or an empty line will select standard mode.
?>

Standard configuration selected.

Configuration finished. The filesystem to be created has
the following properties:
Filesystem cipher: "ssl/aes", version 2:2:1
Filename encoding: "nameio/block", version 3:0:1
Key Size: 192 bits
Block Size: 1024 bytes
Each file contains 8 byte header with unique IV data.
Filenames encoded using IV chaining mode.
File holes passed through to ciphertext.

Now you will need to enter a password for your filesystem.
You will need to remember this password, as there is absolutely
no recovery mechanism. However, the password can be changed
later using encfsctl.

New Encfs Password:
Verify Encfs Password:


Untuk menutup folder /home/user/dekripsi, cukup ketikan:

$fusermount -u /home/user/dekripsi

Selama folder ditutup, semua informasi pada /home/user/dekripsi akan tampak menghilang. Satu-satunya jalan adalah
dengan membukanya kembali, yakni dengan mengetik:

$encfs /home/user/enkripsi /home/user/dekripsi


Anda akan ditanya passwordnya untuk mendapatkan kembali akses folder tersebut.


Untuk menggunakan fitur-fitur encfs yang lainnya, silahkan membaca manualnya :D.

Daftar Pustaka:
* EncFS website
* Manual EncFS
* Link ini mendekripsikan pengalaman pengguna encfs (bagus dan detail)
* Blog yang bagus, membicarakan mengenai EncFS dan beberapa tips praktis bagi pengguna.
* Presentasi mengenai pengunaan EncFS pada Debian
* Blog yang menceritakan penggunaan EncFS dengan tiga langkah mudah
* HOWTO menggunakan EncFS (sederhana tapi sangat efektif)


Selamat mencoba.....;)


Tulisan ini dibuat untuk menyukseskan Lomba Blog Open Source P2I-LIPI dan Seminar Open Source P2I-LIPI 2009.